blog

Surat dari Akhwat untuk Ikhwan

Teruntuk para Ikhwan saudaraku..,
Saya ingin bicara atas nama Wanita, terlebih Akhwat (kalau boleh sih).Apa beda?,silahkan antum memaknainya..
Tolong untuk para Ikhwan (atau yg merasa sebagai Muslim) :

Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa saya tidak suka pernyataan tersebut, but itu fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi. Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan melengos kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. But, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) but suka karena diperhatikan “lebih”.

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci.
Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama Ta’aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.

Tolong, pahami arti Cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq.
Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan SMS-SMS mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label : Ta’aruf.
Tolong, kami hanya ingin menjaga diri. Menjaga amal kami tetap tertuju pada-Nya. Karena janji Allah itu pasti. “Wanita baik hanya Diperuntukkan Laki-laki baik”.

Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu.
Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu.
Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu.
Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu.
Jangan ajak hati kami berzina dengan berkhalwat denganmu.

Ada beda… Persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus…
Beda itu bernama “Rasa” dan “Pemaknaan”.
Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah.
Antum memang bukan Mush’ab.
Antum juga tak sekualitas Yusuf As.
Tetapi Antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova.
Karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah : Segeralah Menikah atau Jauhi Wanita dengan Puasa.

Tolong, sebelum antum memutuskan untuk mendatangi kami jawab dulu Pertanyaan ini dengan Jujur :

1. Setelah 3 bulan antum mendatangi dan menyatakan Cinta, antum masih belum siap untuk mengikrarkan dalam sebuah Pernikahan ?

2. Ataukah antum masih butuh waktu lebih lama dan meminta kami menunggu, dengan alasan yang tidak syar’i dan terlalu duniawi ?

Kalau Jawabannya : “Ya !”
“SELAMAT”

Berarti antum lebih pantas masuk surga dibandingkan Ali bin Abi Thalib. Dia baru berani mengatakan Cinta kepada Fathimah, setelah menikah. Ali, pemuda kesayangan Rasul, tetapi menunggu waktu bertahun-tahun untuk mengatakannya. Bukan karena dia pengecut tentu saja justru karena dia adalah laki-laki kualitas Surga…

Tolong, kami tidak ingin menyakiti hati calon Suami kami yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk menjaga Hijab, agar datang kepada kami dalam kondisi suci hati, tetapi kami malah menjajakan Cinta kepada laki-laki yang belum tentu menjadi suami kami. Atau antum sekarang sudah berani menjamin bahwa antum adalah calon Suami kami sebenarnya ?

Maaf, Wanita itu lemah dan mudah ditaklukkan. Sebagai Saudara kami Tolong Jaga kami. Karena kami akan Kuat menolak rayuan Preman, but bisa jadi kami Lemah dengan Surat Cinta kalian.

Bukankah akan lebih indah bila kita bertemu dengan jalan yang diberkahi-Nya ?
Bukankah lebih membahagiakan bila kita dipertemukan dalam kondisi diridhoi-Nya ?

Bukan cuma saat Menikah, tetapi saat pertemuan yang juga bebas dari maksiat. Allah Maha Pencemburu, dan Dia Maha Memiliki kami.

So…
Mintalah kepada-Nya sebelum mendatangi kami.

ttd
A.k.h.w.a.t.

Ahmad Bukhori

Co-Founder & CEO of Hoshizora Foundation, Indonesia's independent foundation (NGO) based in Yogyakarta, which has provided "Mimpi Anak Negeri" scholarship and mentoring to over 1,500 children from the various island in Indonesia through foster siblings program. His expertise in IT development, Photography & Digital Media has greatly contributed to the management and operation of Hoshizora’s ICT infrastructure and graphics design as his passion for social innovation.

Ahmad BukhoriSurat dari Akhwat untuk Ikhwan

5 comments

Join the conversation
  • Rian Indriani - December 3, 2009

    huff, yuk mari kak bukh, dah lama ga liat…

    hari senen lalu aku sama adis liat awan di UAD, kok yo mirip banget sama njenengan gagagaga

  • bukhoryart - December 3, 2009

    Assalammu'alaikum WR. WB. mbak Rian..
    hehe.. iya lama ndak ketemu yo.. terakhir ajara Fun Day nya hoshiZora itu keknya.. (apa yg Dorayaki Day itu yo.. lupa ^^)

    hoho.. ada acara apa di UAD??
    hoe?? bagian mananya yg mirip??
    emang awannya warna-warni po? eheheuheuehe..

    salam buat Adiz n temen2 antro yg laen..

  • nessya - January 4, 2010

    assalamualaikuum..

    naiis posting…

    ga bosen baca ulang2! hehe…udah 3x bacaaa…yang paling disukain yang adegan ini neeeh….hooohoo

    "Tetapi Antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova.
    Karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah : Segeralah Menikah atau Jauhi Wanita dengan Puasa."

    good..good…good..

    🙂

  • bukhoryart - January 12, 2010

    Wa'alaykumussalam Wr. WB.

    terimakasih mbak Nessya Fadillah udah mampir ke sini,hoo… sepertinya njenengan koq menghayati sekali pas adegan itu? ada pengalaman pribadi yakk???
    he he he ^_^)v

  • ika - January 21, 2010

    keren!


Comments are closed.